Seni Dan Manusia
Nama Kelompok :
Ade Natalia Gtg 132201067
Ditha Rinti Kaban 132201033
Vina Elga Sembiring 132201073
Siti Berliana T 132201081
Dosen Pembimbing : Ishak
Seni
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis
memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya,
masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Pengaruh Seni Dalam Hidup Manusia
Oleh: David Ardes Setiady
http://proaktif-online.blogspot.com/2013/12/pikir-pengaruh-seni-dalam-hidup-manusia.html
Seni untuk individu berguna untuk mengasah rasa sehingga hidup menjadi berwarna-warni dan lebih bersemangat. Sementara di sisi lain, seni memiliki fungsi sosialnya sebagai media komunikasi, yaitu untuk menyebarkan pesan-pesan sosial. Bilamana kemudian posisinya di tengah masyarakat, apakah memihak rakyat atau menjadi alat propaganda penguasa semata, menjadi hal lain yang dapat diperdebatkan. Namun, seni perlu dilihat lagi dalam perspektif manfaat bagi perkembangan diri manusia, di mana manusia semakin menemukan dirinya melalui seni.
SENI
DAN MANUSIA
Seni
merupakan proses kreativitas manusia, yang berasal dari ide, gagasan, luapan
perasaan
yang diekspresikan melalui media tertentu, sehingga orang lain dapat turut menikmatinya dan dapat turut mengapresiasi pesan yang disampaikan oleh pembuat karya seni tersebut. Manusia sangat erat dengan pesan-pesan, yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui seni, manusia mewariskan pesan-pesan kehidupan, sebuah kebijaksanaan untuk mengatasi tantangan kehidupan. Metafora alam diceritakan dengan penuh pesona dalam sebuah cerita legenda, ataupun diterjemahkan ke dalam tari-tarian ataupun juga nyanyian.
yang diekspresikan melalui media tertentu, sehingga orang lain dapat turut menikmatinya dan dapat turut mengapresiasi pesan yang disampaikan oleh pembuat karya seni tersebut. Manusia sangat erat dengan pesan-pesan, yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui seni, manusia mewariskan pesan-pesan kehidupan, sebuah kebijaksanaan untuk mengatasi tantangan kehidupan. Metafora alam diceritakan dengan penuh pesona dalam sebuah cerita legenda, ataupun diterjemahkan ke dalam tari-tarian ataupun juga nyanyian.
Seni adalah produk
budaya manusia yang usianya sudah sangat tua, di setiap peradaban pasti
menunjukkan bentuknya. Memang tidak semuanya mengalami nasib yang cukup baik
untuk bisa sampai di tangan generasi masa kini, sebagian rusak tidak terawat,
bahkan sebagian dimusnahkan karena alasan kepercayaan. Namun, seni terus
mengalir dari generasi ke generasi, memperbaharui bentuknya yang kontekstual
terhadap jaman. Misalkan, lakon Odiesus yang tersohor dari jaman Yunani kuno,
hingga masa kini kerap dipentaskan oleh grup-grup teater. Ataupun, cerita Romeo
dan Juliet yang hingga hari ini menjadi simbol kisah percintaan yang tragis.
Karya seni tersebut berjalan menembus ruang dan waktu, mendapatkan tempatnya di
generasi masa kini.
SENI VS KEKUASAAN
Seni yang sejatinya
adalah kegiatan mengekspresikan ide, gagasan, bahkan perasaan, terkesan tidak
memiliki hubungan apapun dengan yang namanya politik. Namun, sejarah di
beberapa tempat, memperlihatkan betapa seni bisa terasa menakutkan bagi pihak
berkuasa hingga ia dirasakan perlu untuk dibungkam. Larangan diberlakukan
dengan tegas dan keras, yang melanggar akan langsung ditahan tanpa proses
peradilan, atau bahkan dihilangkan seolah-olah tidak pernah lahir.
Seni sangatlah
subjektif, namun memiliki kekuatannya yang masif ketika ia disebarkan untuk
dinikmati dan diresapi pesan yang terkandung. Tak heran, pihak berkuasa
berulang kali mengupayakan sebuah pengendalian terhadap seni, hasilnya?
Majalah TEMPO edisi
30 September 2013, menurunkan edisi khusus tentang LEKRA, yaitu Lembaga
Kebudayaan Rakyat, yang dalam perjalanan sejarah disalahpahami sebagai bagian
dari PKI. LEKRA, dalam ulasan TEMPO, disebutkan memiliki sikap kebudayaan bahwa
seni untuk rakyat. Lebih lanjut, dipaparkan aktivitas para seniman dan
pendidikan seni yang dilakukan kepada para pelaku seni dengan “turun ke bawah”,
yang kemudian disingkat menjadi “turba”. Hal ini bertujuan agar seniman
terhubung dengan realitas kehidupan masyarakat sehingga dalam berkesenian,
karya seninya memiliki arti yang sungguh hidup. Memang prinsip yang dipegang
LEKRA cukup keras, karena pendirinya menganggap “bila seniman hanya
menghasilkan seni untuk dirinya sendiri, ia tidak memiliki arti”. Pada masa
itu, LEKRA mendorong seni benar-benar hidup di masyarakat dan hidup untuk
masyarakat. Berbagai pagelaran dan pameran diadakan pada hari-hari peringatan
besar seperti HUT Kemerdekaan, HUT PKI, dan HUT LEKRA. Dari catatan TEMPO,
kehidupan seniman berada pada taraf yang “layak” karena disokong oleh LEKRA,
tentu dengan aturan yang harus diikuti.
Cerita
lain, yang sudah cukup sering didengar adalah kisah seorang Pramoedya Ananta
Toer, novelis yang telah diakui oleh dunia luar. Novel almarhum sarat nilai
historis dan unsur budaya yang kental, memotret feodalisme yang kerap
membelenggu masyarakat Indonesia. Sayang, pemerintah malah menganggap
novel-novel Pram (panggilan Pramoedya Ananta Toer) sebagai ancaman, sehingga
diberangus dan bahkan Pram sendiri dipenjara tanpa proses peradilan. Pramoedya
Ananta Toer, masih memiliki hubungan dengan LEKRA karena ketika masih muda
pernah bergabung dengan tim redaksi Harian
Rakjat, harian yang berada di bawah naungan LEKRA. Hidup Pram mungkin tidak
pernah tenang pada rezim Orde Baru, namun produktivitasnya tetap tajam pada
masa “pembuangan” oleh pemerintah. Goresan pena menggurat tajam menjadi novel Bumi Manusia, yang dijadikan salah satu
bahan belajar mengenai sastra Indonesia. Pemerintah bisa berupaya membungkam
kegiatan seni Pram, namun kreativitas terus mengalir bahkan di balik jeruji
besi. Novel-novel yang dituliskan oleh Pram berisikan pesan yang kuat tentang
kesewenang-wenangan pemerintah. Novel tersebut bukan sekedar hiburan semata,
yang membuat pembaca terenyuh lalu menutupnya tanpa kesan yang mendalam. Novel
Pram meninggalkan kesan yang mendalam untuk para pembacanya, mengingatkan para
pembacanya tentang salah satu episode kehidupan di bumi Indonesia pernah ada
kesewenang-wenangan.
Masih banyak kisah
pembungkaman terhadap seni yang dilakukan oleh para pihak berkuasa, biasanya
karena menganggap karya seni tersebut adalah ancaman bagi kekuasaan. Para
pelaku seni ditangkap, bahkan dibunuh hanya demi membungkam seni yang bisa
memacu gelora perubahan. Kepekaan dan kegelisahan para pelaku seni terhadap
situasi yang memasung kreativitas, dikhawatirkan memantik semangat perlawanan
terhadap kesewenang-wenangan. Seni pada masanya tidak pernah hanya sekedar seni
yang dikagumi semata, namun menghadirkan kesadaran tentang apa yang terjadi
pada lingkungannya.
SENI DALAM KEHIDUPAN
Seni pada posisi
tertentu memiliki dimensi yang begitu luas, sedangkan bagi mata yang awam,
mungkin seni dipandang hanya pada produk lukis semata. Padahal, produk seni
begitu beragam. Namun yang paling penting bukanlah produk seninya, melainkan
proses kreatif yang terjadi. Seni membantu manusia untuk memahami dirinya,
sesamanya, dan dunianya. Mungkin akan ada pihak-pihak yang merasa terganggu
dengan karya seni yang dihasilkan, dengan berbagai alasan. Namun, kita harus
ingat bahwa proses kreatif sejatinya tidak dapat dibendung.
Memang di masa
sekarang ini, produk teknologi sedang diagung-agungkan, begitupun dengan
aktivitas ekonomi yang menjadi kegiatan utama kehidupan dari sejak lama. Ketika
manusia abai terhadap seni yang menjadi wadah untuk meneduhkan jiwanya yang
sedang gundah dan penuh tanda tanya, manusia menjadi sakit karena tidak mampu
mengendalikan amarahnya. Kita lihat di kota-kota besar seperti Jakarta,
sangatlah mudah untuk memantik kerusuhan, sedikit gesekan yang dibumbui dengan
embel-embel penistaan agama sudah bisa menjadi kekacauan sosial. Masyarakat
Indonesia saat ini sering goyah karena jarang berkesenian, seni jauh dari
keseharian. Kebanyakan memosisikan diri sebagai penonton ketimbang pelaku,
banyak alasan yang dikemukakan. Mulai dari tidak berbakat, tidak mampu, tidak
pantas, dll.
PENTINGNYA SENI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=444890852234443&id=430102340379961
definisi seni sebagai bagian dari proses kehidupan manusia.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Seni adalah suatu hal yang merujuk kepada keindahan (estetika). Menurut The Liang Gie (1997: 17), keindahan atau indah adalah sebuah kata yang sepadan dengan kata beauty dalam Bahasa Inggris (dalam bahasa Perancis “beau”, bahasa Italia dan Spanyol, “bello”). Dilihat dari sudut pandang kebahasaan, kata indah (beauty atau beau atau bello) adalah kata yang merupakan turunan dari kataBellum, yang akar katanya adalah Bonum, dan memiliki arti kebaikan. Kata bellumatau bonum adalah dua kata dalam Bahasa Latin. Berdasarkan asal kata ini, dapat kita simpulkan bahwa keindahan sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang dikenal sebagai sesuatu yang baik atau dalam term Islam dikenal dengan istilah ‘ma’ruf’.[1] Kata ma’ruf adalah kata yang memiliki arti dikenal, terkemuka, makbul, yang diakui. Dalam Bahasa Inggris, ma’ruf diartikan sebagai kindnessatau kebaikan.
Menurut The Liang Gie (1997: 10), berdasarkan teori umum yang berkembang tentang keindahan, dapat dikategorikan kepada tiga besar, yakni:
Hal yang indah dan baik; keindahan sebagai suatu jenis keserasian atau ketertiban;
Keindahan dan kebenaran; hal yang indah sebagai sebuah sasaran perenungan;
Unsur-unsur keindahan; kesatuan, perimbangan, kejelasan;
Sebagai bahan referensi, berikut ini beberapa definisi tentang keindahan dalam arti istilah.[2]
Keindahan adalah sifat dari sesuatu benda yang memberi kita kesenangan yang tidak berkepentingan yang bisa kita memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau melihat benda individual itu sebagaimana adanya (Mortimer Adler)
Thomas Aquinas merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang menyenangkan ketika dilihat.
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga adalah menyenangkan.
Charles J. Bushnell memberikan definisi keindakan sebagai kualitas yang mendatangkan penghargaan yang mendalam tentang berbagai nilai atau ideal yang membangkitkan semangat.
Michelangelo, seniman besar berpendapat sederhana, bahwa keindahan adalah penyingkiran hal-hal yang berlebihan. (The Liang Gie, 1997: 13-14)
Monroe Beardsley, seorang ahli estetika modern di abad ke-20, memaparkan bahwa terdapat tiga unsur yang menjadi sifat dasar membuat suatu yang baik dan indah dalam seni. Pertama adalah Kesatuan (Unity), di mana suatu karya estetika (seni) tersusun secara baik dalam hal isi, keteraturan dan keserasian dari bentuk, warna, corak, komposisi, dan sebagainya. Yang Kedua adalah Kerumitan (Complexity), di mana menegaskan bahwa suatu karya seni bukanlah karya yang sederhana, karena pasti di dalamnya terdapat suatu pertentangan dari masing-masing unsur dengan berbagai perbedaan yang sangat halus. Dan yang terakhir adalah Kesungguhan (Intensity), yang berarti bahwa suatu karya seni adalah sesuatu yang memiliki kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sebagai karya yang ksosng. Dibalik suatu karya seni, terdapat bongkaran makna yang sangat dalam dan luas (The Liang Gie, 1997: 13-14).
Seni adalah suatu produk budaya dari sebuah peradaban manusia, sebuah wajah dari suatu kebudayaan yang diciptakan oleh suatu bangsa atau sekelompok masyarakat. Secara teoritis, seni atau kesenian dapat didefinisikan sebaagai manifestasi budaya (priksa atau pikiran dan rasa; karsa atau kemauan; karya atau hasil dari perbuatan) manusia yang memenuhi syarat-syarat estetik (Anshari, 1986: 116). Hal ini disebabkan oleh karena ditopang oleh serangkaian nilai-nilai yang ditinggikan seperti agama atau norma-norma lain.[3]
Koentjaraningrat menjelaskan bahwa dalam budaya terdapat tujuh unsur yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia ini (dalam kehidupan manusia), yaitu:
Bahasa
Sistem Pengetahuan
Organisasi Sosial
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem mata pencaharian hidup
Sistem Religi
Kesenian[4]
Lebih jelas Koentjaraningrat menjelaskan:
…suatu unsur unuviresal kesenian dapat berwujud gagasan-gagasan, ciptaan-ciptaan, pikiran, ceritera-ceritera, dan syair-syair yang idnah. Naumn, kesenian juga dapat berwujud tindakan-tindakan interaksi berpola antara seniman pencipta, seniman penyelenggara, sponsor kesenian, pendengar, penonton, dan konsumen hasil kesenian; tetapi kecuali itu semua kesenian juga berupa benda-benda indah, candi, kain tenun yang indah, benda-benda kerajinan dan sebagainya.[5]
Berkaitan dengan penjelasan Koentjaraningrat di atas, oleh Fakhruroji memaparkan bahwa secara praktis, seni ebagai sebuah kebudayaan yang diciptakan manusia dapat dibedakan atas:
Seni sastra, seni dengan alat bahasa;
Seni musik, seni dengan alat bunyi atau suara;
Seni tari, seni dengan alat gerakan;
Seni rupa, seni dengan alat garis, bentuk, warna dan lain sebagainya; dan
Seni drama atau teater, seni dengan alat kombinasi sastra, musik, tari atau gerak dan rupa.
Fungsi-fungsi Seni dalam kehidupan[6]
Muhammad Iqbal, pelaku seni kelahiran Sialkot, Punjab, memberikan rambu-rambu yang menegaskan bahwa harus ada suatu hal yang harus dicapai dalam berkesenian atau memaknai seni dalam kehidupan. Pertama, seni harus menciptakan kerinduan akan hidup yang abadi, karena tujuan utama dari seni adalah hidup itu sendiri. Seni dianggap sebagai saran yang penting bagi prestasi kehidupan sehingga ia harus memelihara ladang kehidupan agar tetap hijau dan memberikan petunjuk kehidupan bagi manusia.
Yang kedua adalah pembinaan manusia. Seni harus bisa memberikan dorongan dan asupan serta mampu memompa rasa keberanian dan kejantanan bagi orang-orang (audiens) yang bermentalkan ‘ayam’ dan memberikan semangat kepada setiap manusia serta menciptakan kerinduan akan tujuan hidup yang baru dan ideal (inspiratif). Seni harus memiliki tujuan etis dan instruksional. Seni memiliki daya magis dan harus dimanfaatkan untuk menciptakan pribadi manusia yang baik. Contohnya adalah musik, harus dapat menimbulkan semangat juang dan mendorong keberanian serta mengilhami perbuatan yang gagah berani, atau membuat manusia berlaku sederhana, teratur, adil, dan menghormati Tuhan Yang Mahakuasa.
Ketiga, seni harus mampu membuat kemajuan social. Seniman dapat dianggap sebagai orang agung dan menjadi panutan. Menurut Muhammad Iqbal, seorang seniman dengan kekuatan ‘kenabian’-nya mampu meninggikan derajat suatu bangsa dan mengatarkannya ke arah kebesaran demi mencapai kebesaran yang lebih tinggi lagi. Apalah arti suatu karya seni jika tidak dapat membangkitkan badai emosional dalam masyarakat? (Syarif, 1993: 128)
Agus Purwontor, dalam tulisannya “Peranan Seni dalam Kehidupan Manusia” juga menjelaskan tentang seni sebagai kebutuhan hidup. Dalam istilah lain dikatakan seni sebagai applied art (seni terpakai)―seni yang digunakan―seni terapan. Dalam hal ini diterangkan bahwa seni itu digunakan untuk tujuan dan maksud tertentu terhada benda atau ide, menurut kegunaannya, tetapi tidak melepaskan segi keindahannya. Di samping memiliki keindahan wujud, seni juga memiliki nilai kegunaan dari wujud sendiri. Misalnya, jambangan-jambangan atau guci dari Tiongkok Kuno, wujud serta permukaannya dibentuk dan dihias demikian indah, tanpa menghilangkan fungsi jambangan itu. Manusia ingin melepaskan dan mencurahkan keinginan keindahan ke seluruh hidupnya.
Seni dan Manusia
http://sosbud.kompasiana.com/2011/02/25/seni-dan-manusia-343432.html
Manusia, adalah makhluk Allah yang
paling sempurna penciptaannya. Di dalam diri manusia, terkandung dua
dimensi sekaligus, yakni dimensi fujurohaa wa taqwaha (keburukan
dan ketaqwaan). Inilah barangkali yang pada akhirnya membuat manusia
yang satu dengan yang lain menjadi sangat unik, karena masing-masing
memiliki kadar keburukan dan ketaqwaan yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Setiap manusia yang hidup di alam ini, selain telah memiliki
taqdir yang bersifat mutlak yang berlaku atas dirinya, juga memiliki
dimensi yang bernama ikhtiar.
Hal tersebutlah yang membedakannya
dengan misalnya malaikat, di mana malaikat tidak memiliki hak untuk
berikhtiar. Dari sisi inilah manusia dari satu jaman dengan jaman lain
memiliki tingkat peradaban yang terus berkembang. Perkembangan ini
cukup kompleks sifatnya, bukan saja dari sisi pemikiran dan perilaku
namun sudah pada sekup yang lebih luas seperti pada kehidupan sosial,
ekonomi, politik, seni dan budaya dan lain-lain.
Seni dan budaya sebagai bagian integral
dari proses perkembangan kehidupan manusia tidak lepas pula dari proses
perkembangan tersebut. Dari jaman ke jaman ada perubahan yang terjadi,
baik dari sisi teknik maupun materi berkesenian yang ditampilkan
manusia. Secara umum, trend yang berkembang dalam kesenian adalah,
bahwa semakin ke sini, ternyata seni yang ada menjadi semakin kompleks.
Artinya sebuah produk seni, saat ini bisa jadi mengandung muatan yang
tidak satu dimensi. Di dalamnya bukan saja telah meluas makna dan
kandungan tafsirnya, tapi bisa jadi juga telah mengalami revolusi dari
sisi format dan style-nya.
Sebagian masyarakat menilai bahwa produk
seni ini adalah sesuatu yang elitis, abstrak serta hanya diperuntukkan
bagi “orang-orang yang tahu dunia seni” dengan baik. Makanya wajar,
ketika terjadi pameran kesenian, baik berupa pameran lukisan,
pementasan teater ataupun hal-hal ekspose produk kesenian lainnya, yang
hadir umumnya para pekerja seni, beberapa wartawan (yang juga fokus
meliput kesenian) serta seniman lain (kalau ada). Di tengah kehidupan
seperti ini, jelas saja menjadikan dunia kesenian bukanlah dunia ideal
untuk dijadikan sandaran pendapatan. Jadilah kemudian nasib para pelaku
kesenian menjadi orang-orang yang ‘merana” di masa tuanya. Saat mereka
tidak lagi dianggap produktif dan menghasilkan. Wajar apabila,
sejumlah seniman “berpindah jalur” ke dunia hiburan yang cenderung
lebih populis yang lebih bisa menjanjikan pendapatan.
Bagi logika perbaikan masyarakat,
seluruh hasil kreatifitas manusia pada dasarnya bisa bernilai positif
untuk perubahan. Bahkan kalau dicermati lebih jauh, dunia kesenian
justeru memiliki kelebihan dalam memberikan sentuhan emosi dan perasaan
terhadap masyarakat yang melihat dan berada di sekitarnya.
Sentuhan-sentuhan perubahan konsepsi kehidupan serta paradigma berpikir
yang baik, positif dan selalau optimis menghadapi kehidupan dengan
mudah ditransfer secara perlahan dan tak terasa lewat berbagai medium
yang ditampilkan para pekerja seni (seniman) yang terlibat.
Kondisi kesenian yang pada akhirnya
bermuatan positif seperti itu akan semakin lebih baik lagi ketika ada
interaksi yang intensif dari seluruh pelaku yang terlibat dengan
masyarakat. Artinya dalam implementasi dunia kesenian yang digelar,
dijalin interaksi dan komunikasi yang membangun pandangan dan keyakinan
serta sistem hidup yang positif dan penuh makna. Bukan sekedar
hubungan transaksional antara yang butuh seni dan yang menjadi pekerja
seni.
apresiasi seni - hubungan seni dengan manusia, hewan dan tumbuhan
http://radyckal.blogspot.com/2012/03/apresiasi-seni-hubungan-seni-dengan.html
A. Hubungan Manusia Dengan Seni
Segala kebaikan dan keindahan merupakan hal yang diberikan Tuhan terhadap alam, dan manusia adalah satu-satunya mahluk hidup ciptaan-Nya yang mampu merasakan keindahan baik yang ada di alam maupun yang tidak tampak (khayal) menjadi sebuah karya yang memiliki nilai estetis layaknya keindahan tersebut.
Pandangan terhadap seni pada saat ini bukan hanya sebatas yang terdapat dari alam tetapi juga hal yang tak tampak dan yang bersifat abstrak sehingga keindahan menjadi dorongan yang bagi mahluk memiliki pemikiran untuk menciptakannya. Kita tak dapat berpaling dari hal tersebut, seni akan mempengaruhi pikiran pembuat dan yang melihatnya sehingga terjadi pengungkapan perasaan yang menghasilkan interaksi. Luasnya pandangan terhadap seni memberikan kepuasan bagi pembuat untuk berekspresi menciptakan karya yang mempunyai sifat bermacam-macam seperti naturalis, realis, abstrak, dll.
Sebuah contoh yaitu mengenai permainan sepak bola. Permainan ini merupakan suatu bentuk kesenian karna terdapatnya unsur ekspresi dan emosi pada saat permainan ini berlangsung. Peran wasit dalam sepakbola tentu kita sudah tidak asing lagi, padahal saat sekarang ini dengan teknologi yang canggih seperti kamera yang ada disetiap sudut lapangan sudah mampu menjadi wasit pertandingan dan lebih akurat dibandingkan manusia. Mungkin yang menjadi alasan federasi sepakbola dunia tidak menggunakan kamera sebagai wasit pertandingan, karna wasit manusia mampu memberikan sentuhan emosi pada olahraga itu seperti kesalahan dalam mengambil keputusan yang merupakan seni yang tidak bisa dicapai dengan keakuratan kamera, serta tidak menjadikan kekakuan dalam sepakbola yang jika kamera sebagai wasit maka kesalahan pemain terlihat terlalu jelas. Hal seperti kecurangan, pengaturan skor dan konspirasi menjadikan sepakbola olahraga yang semakin diminati diseluruh dunia karna terjadinya rasa empati dari suporter terhadap klub idolanya yang dilanda masalah tersebut.
Begitu juga sebuah karya seni yang didalamnya terdapat rasa emosi dan ekspresi hasil penyampaian kreator kepada orang yang melihatnya. Tingginya nilai sebuah karya seni di akibatkan oleh rasa yang ada di hati sang kreator dan kemudian dituangkan menjadi karya seni. Seperti karya seni lukis didalam setiap garis, warna, dan tekstur menggambarkan suasana hati pelukis apakah ia sedang sedih ataupun gembira yang kemudian dipahami oleh orang yang melihatnya sehingga merasakan hal yang sama seperti si pelukis. Kesamaan perasaan ini menjadi sebuah ekspresi yang universal yang dapat dirasakan sehingga karya seni menjadi sangat bernilai.
B. Hubungan Seni Dangan Tumbuhan
Pengaruh Musik Terhadap Tumbuhan
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Contohnya dalam seni suara.
Pengaruh yang dihadirkan oleh music dengan jenis irama tertentu, ternyata tidak saja dirasakan oleh manusia. Dr. T.C. Singh – kepala bagian Botani pada Universitas Annamalia di India melalukan penelitian tentang pengaruh music terhadap tanaman. Beliau menemukan bahwa tanaman yang secara terus menerus diperdengarkan music klasik akan tumbuh 2 kali lebih cepat. Beliau juga meneliti lebih lanjut tentang alat music manakah yang memberikan dampak percepatan pertumbuhan ini, dan ternyata biola adalah alat music yang paling memberikan pengaruh terhadap percepatan pertumbuhan tanaman. Yang lebih menarik dari penelitian Dr. Singh adalah bahwa generasi berikutnya dari tanaman yang diberikan stimulasi music akan menunjukkan perbaikan genetika : lebih besar ukurannya, lebih banyak daunnya. Musik telah juga mengubah kromosome tumbuh-tumbuhan.
C. Hubungan Seni Dengan Hewan
Pengaruh Musik Terhadap Hewan
Sebuah penelitian yang dilakukan para biarawan di Brittany juga menunjukkan bahwa musik berpengaruh besar pada hewan. Mereka memperdengarkan alunan musik Mozard kepada sapisapi di sana. Hasilnya, sapi-sapi tersebut memproduksi susu lebih banyak debanding sapi-sapi yang tidak mendengarkan alunan musik. Beberapa jenis hewan seperti kuda dan monyet sepertinya dapat menikmati musik.